Senin, 21 November 2016

10 11 2016



10 November di Suluh Harapan

Tak terbilang banyaknya perjuangan para pahlawan yang harus dilalui dengan sebuah pengorbanan harta, darah dan air mata demi mengapai sebuah kata “MERDEKA”. Dari yang tak berbilang ini, terdapat satu peristiwa penting yang melatari ditetapkannya 10 November sebagai hari Pahlawan. Peristiwa ini tidak mengesampingkan peristiwa perang lainnya. Karena semua peristiwa perang selalu melahirkan pengorbanan yang menunjukan semangat patriotik.
Kisah ini berawal dari adanya peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di Surabaya antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda pada tahun 1945.  Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota Surabaya, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka.
Di luar dugaan pihak Inggris bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan 6.000 hingga 16.000 jiwa pejuang tersebut telah menggerakkan semangat perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan
Karena begitu dasyatnya pertempuran itu maka Mantan pimpinan tertinggi gerakan Pemuda Republik Indonesia (PRI) Sumarsono yang juga ikut ambil bagian dalam peperangan pada saat itu mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. 
Bangsa yang besar adalah bangsa yang penghargai perjuangan para pahlawan, demikian bunyi sebuah kata bijak. Senada dengan ungkapan bijak di atas, Sekolah Dasar Suluh Harapan memaknainya dalam bentuk penghormatan atas perjuangan para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia. Ungkapan penghormatan ini dilakukan dalam bentuk Upacara Bendera pada peringatan hari Pahlawan, Kamis 10 November 2016. Upacara ini berlangsung sekitar 35 menit.
Upacara dilakukan secara sangat sederhana dengan suasananya yang berbeda dari upacara bendera pada setiap hari pertama dalam sepekan belajar. Hal ini terlihat pada susunan upacara, suasana mengheningkan cipta diiringi lagu. Hal yang lebih spesial adalah adanya pengumuman karya puisi terbaik yang bertema hari pahlawan.
Inilah awal dari sebuah semangat untuk berkreasi kami, kata beberapa siswa. Masih ada lomba lagi nda sir? Lanjut mereka, yang ingin menjadikan dirinya terbaik dari teman-temannya. Betapa senangnya mereka, ketika disampaikan bahwa akan ada lomba menulis yang bertema hari guru yang akan diperingati setiap tanggal 25 November.
Karya terbaik mereka hanya dihargai dengan selembar kertas yang tertulis kata “piagam” namun jauh dari itu, inilah langkah awal untuk mulai mencintai tulisan. SD Suluh Harapan mau menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk bersilat pena atau perang pena.
Singkat kata semangat 10 November 2016 bagi siswa SD. Suluh Harapan adalah berkompetisi dalam goresan tinta...
Selamat hari Pahlawan 10 November 2016
Ingatlah bahwa anda adalah pejuang/pahlawan bagi dirimu sendiri
Anda adalah pahlawan/pejuang untuk keberhasilan belajar
Anda adalah pejuang/pahlawan kepandaian

Titip salam para pahlawanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar