Minggu, 08 November 2015

Hati Nazwa

INDAHNYA HATI SEORANG NAZWA 

 Hari rabu yang ceria buat seorang Nazwa. Hari itu dia melakukan kegiatan rutinannya, yaitu bersekolah. Dia bangun pagi sekali untuk mempersiapkan pelajaran apa saja yang akan dia pelajari hari ini. Setelah selesai mempersiapkan semuanya, diapun mandi dan mulai bersiap-siap berangkat sekolah. Kebetulan di kelas 5 hari ini dia juga piket kelas. Selesai sarapan dia menunggu teman-temannya di teras rumah sambil memakai sepatu. Tak lama kemudian temannya Indah, Danu, dan Meli datang, diapun berpamitan kepada mamanya. “bu,,, Nazwa berangkat ya..”ucapnya. “iya sayang.......” jawab ibunya. Sepanjang perjalanan dia ngomong-ngomong dengan ketiga temannya itu. “Danu,Indah,Meli,,,,PR Bahasa Inggris kemarin sulit banget ya,,,” katanya. “iya betul banget tu,,,,,Wa?” jawab ketiga temannya. “aku semalam sampai malam mengerjakannya, soalnya aku bingung sih, tapi untungnya ibuku membantu ku.”ujar Nazwa. “samalah Wa, aku ja juga minta bantuan kakakku Wa.”sambut Danu. Tanpa terasa merasa sudah sampai di sekolah, mereka melihat teman-teman sekolahnya sudah banyak bermain diluar di halaman sekolahnya. Diapun bergegas menuju kelasnya untuk melaksanakan kewajiban piket kelasnya. Nazwa pun berpisah dengan kedua temannya. Hanya Indah saja yang masih bersamanya, karna memang Indah yang satu kelas dengannya. “ayo Wa kita mulai piket kelas, nanti keburu masuk!” ajak Indah. “ayo Ndah,,,,,” jawab Nazwa. Indah dan Nazwa mulai melakukan piket kelas, karena sebelum bel masuk berbunyi kelas harus sudah bersih. Bel tanda masuk pun berbunyi dan mereka telah selesai melaksanakan kewajibannya, sekarang saatnya mereka mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran hari ini dengan tenang. ****** Teng.......teng.......teng......teng Lonceng istirahat pun berbunyi, tanda jam pelajaran pertama telah berakhir. Nazwa dan ketiga teman-temannya menuju ke kantin sekolah. Di saat berjalan menuju kantin, Nazwa melihat seorang anak dengan kondisi yang memprihatinkan. Anak itu sedang membawa dagangan berupa es lilin. Dia pun lalu berbicara kepada ketiga temannya. “mel,,, coba kamu lihat anak itu!” ucap Nazwa. “yang mana Wa???” jawab Meli. “ada apa sih?” tanya Indah dan Danu bersamaan. “itu lo,,, aku lihat anak kasian banget deh jualan es lilin, masih kecil lagi.” Jawab Nazwa. “yang mana?” tanya Danu lagi, sambil mencari ke arah yang di tunjukkan Nazwa kepada mereka. “itu bah yang pake baju warna hijau tapi udah oudar warnanya, yan duduk di bawah pohon tu.” Jawab Nazwa sambil menunjuk kearah pohon yang ada di samping pagar sekolahnya. “owh,,,, itu,, iya kasian ya,,, terus kita mau gimana Wa?” tanya ketiga kawannya. “kita kesana yok,,,siapa tau kita bisa bantu dia!”jawab putri mengajak teman-temannya. “Ayolah,,,,,” jawab ketiga temannya serentak. Setelah sepakat mereka pun menghampiri anak yang mereka lihat tadi. Tetapi tiba-tiba bel masuk berbunyi dan para siswa harus sudah berada di dalam kelas sebelum pelajaran dimulai. Didalam kelas Nazwa masih kepikiran dengan anak yang dia lihat tadi. Indah yang duduk di sebelahnya mencoba untuk menenangkannya. “udah Wa, nanti pulang sekolah kita kesana, siapa tau dia masih disana, sekarang kita belajar dulu ya!” ucap Indah. “Iya ndah,,,,”jawab Nazwa pelan. Mereka pun melanjutkan kegiatan belajar dan didalam hati Nazwa masih berharap bahwa dia akan bertemu dengan anak penjual es yang tadi dilihatnya. ****** Sepanjang perjalanan pulang dari sekolah Nazwa gak tenang, karna tadi pas pulang sekolah gak ada ketemu sama anak yang dia lihat tadi. Sampai akhirnya tiba di rumah dia pun masih menunjukkan kekecewaannya. Ibunya yang melihat menjadi heran dan bingung. Saat makan siang bersama ibunya mencoba bertanya kepadanya. “kamu kenapa Wa? Ibu lihat dari tadi murung terus!” tanya ibunya. “aku kecewa bu.” Jawab Nazwa sendu. “kamu kecewa kenapa, nak? Cerita sama ibu ada apa! Kamu ada masalah di sekolah ?” tanya ibu sambil mendekati kursi Nazwa. “gak bu. Gini ceritanya, tadi kan pas istirahat aku liat anak jualan es lilin bu, aku kasian aku ajak teman-temanku ketempat anak itu, tapi keburu bel masuk bu, eh pas pulang sekolah aku datangi lagi udah gak ada bu. Padahal aku mau tanya dia, siapa tau aku bisa bantu dia bu, pokoknya kasian bu.” Jawabnya dengan muka makin sedih. “owh gitu,,,, ya udah gini aja, besoka kamu cari lagi dia siapa tau dia besok jualan lagi di sekolah mu, ya!” jawab ibu sambil memeluk Nazwa. “iya bu....” jawabnya lagi. “ ya udah sekarang kamu istirahat dulu, kamu pasti capek kan? Biar ibu beresin mejanya dulu.” Ucap ibu. “baik bu,,makasih ya bu.” Jawab Nazwa. “sama-sama sayang.”Jawab ibu kembali. Nazwa bergegas menuju kamarnya sedangkan ibu membereskan meja makan. Nazwa mengikuti perintah ibunya buat istirahat, dan sedikit tenang karna udah berbagi cerita dengan ibunya. Dia pun berharap besok bisa bertemu dengan anak itu lagi. Nazwa pun bisa beristirahat dengan hati yang tenang. ****** Esok harinya, setelah jam pelajaran berakhir Nazwa kembali berkeliling sekolahnya untuk mencari anak yang kemarin dia lihat. Dan akhirnya dia menemukan anak itu juga, hatinya menjadi senang karna apa yang dia inginkan terkabul juga. Dia pun langsung menghampiri anak tersebut dan membeli es yang dijualnya. “dek, esnya masih ada gak?” tanya nya. “eh,,,, sebentar ya kak, aku lihatnya dulu. Oh mash ada satu kak.” Jawabnya setelah membuka tempat esnya. “kakak beli ya,,,, berapa harganya?” tanya Nazwa. “seribu kak hargany.” Ucapnya sambil memberikan es ke Nazwa. “ini dek uangny....” balas Nazwa. “makasih ya kak.” Kata anak itu sambil hendak pergi meninggalkan Nazwa. Nazwa tak mau membuang kesempatannya untuk bertanya-tanya tentang anak tersebut yang masih kecil tapi harus berjualan. Dia pun lalu berlari memanggil anak tersebut. “deeeekkk,,,,, tunggu dulu.” Panggil Nazwa sambil mengejarnya. “iya kak,,,,, ada apa kak?” tanya anak itu heran. “gak ada apa-apa,,,boleh gak aku kenalan sama kamu,, nama kamu siapa?” tanya Nazwa. “owh... boleh kak. Nama ku Tiara kak,, aku tinggan di perumahan kumuh dekat komplek itu.” Jawab anak yang diketahui namanya Tiara itu sambil menunjuk ke arah perumahan yang da di dekat komplek rumahnya. “hah,,,,ternyata kamu tinggal di dekat rumah ku ya?” Nazwa terkejut. “hemmmm,,,, iya kak.” Jawab Tiara singkat. Nazwa pun menawarkan kepada Tiara untuk main kerumahnya. Dengan alasan karna Nazwa ingin membantu Tiara. Dia kasian melihat kondisi Tiaram saat ini. “hemmmm,,,,,Tiara besok kan hari minggu tu, mau gak kamu main kerumah ku!” ajak Nazwa. “gimana ya kak.” Kebingungan. “ayolah... aku mau memberi sesuatu sama kamu.” Jawab Nazwa. “hemmmm,,,,,baiklah kak, tapi aku gak tau rumah kakak dimana.” Ucapnya sambil tersenyum. “ rumah kakak, itu yang rumah nomor 3 dari sini, cat rumahnya warna ungu, di depannya ada pohon pinus.” Jawab Nazwa sambil menunjuk ke arah rumah yang bercat ungu. “baiklah kalau begitu kak, besok setelah beres rumah saya akan bermain kerumah kakak ya.” Jawab Tiara sambil tersenyum. “ya udah kalau begitu saya pamit duluan kak.” Pamit Tiara selanjutnya. “oh ya,,, silahkan sampai berjumpa besok ya.” Jawab tiara sambil melambaikan tangan ke arah Tiara yang sudah mulai meninggalkannya. Nazwa langsung bergegas pulang kerumahnya yang jaraknya tak jauh lagi dari tempat dia bertemu tiara tadi. Dia pulang dengan hati yang gembira dan langsung menyampaikan kepada ibunya di rumah. Ibunya yang melihat kegembiraan anaknya pun ikut merasa bahagia. Nazwa pun menyapa ibunya. “siang ibu,,,,,,”ucap Naazwa. “siang juga anak ibu....” jawab ibu sambil tersenyum. “ibu masak apa hari ini, Nazwa lapar ne,,, heheheeeeee” kata Nazwa. “hemmmm,,,,,,hari ini ibu masak kesukaan mu, yaitu sayur sop sam ayam goreng.” Jawab ibu. “ wah,,,,, enak ne,, ya udah Nazwa ganti baju dulu ya bu sekalian cuci tangan.” Ucap Nazwa sambil bermanja. “iya sayang,,,, ibu tunggu disini ya....”jawab ibu sambel membelai rambut anaknya. “oke ibu....” sambut Nazwa sambil berlari ke kamarnya. Setelah selesai berganti pakaian, Nazwa makan bersama ibunya. Suasana makan hari itu sangat istimewa dan Nazwa menikmatinya. Setelah selesai makan dia lalu bercerita dengan ibunya tentang Tiara. “ibu, Nazwa udah ketemu sama anak yang Nazwa ceritakan kemari sama ibu.” Ucap Nazwa. “Oh ya,,,, terus giman kelanjutannya?” tanya ibu penasaran. “nama anak itu Tiara bu,,, dia tinggal di belakang komplek kita ini bu dan satu lagi besok Nazwa mengundang dia main kerumah kita. Bolehkan bu?” cerita Nazwa. “boleh lah sayang,,,, besok ibu masakan yang enak khusus buat Tiara.” Jawab ibu. “asyiiik,,,,, makasih ya bu, Nazwa senang sekali bu.” Jawab Nazwa. “sama-sama sayang.” Jawab ibu lagi sambil mencium kening Nazwa. Nazwa merasa senang melihat ibunya mendukungnya berteman dengan Tiara. Sedangkan ibu Nazwa merasa bangga memilki anak yang memiliki kebaikan hati dan ketulusan untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang status dan kondisi orang tersebut. SEKIAN

1 komentar: