SD SULUH HARAPAN: Maret 2017

Jumat, 03 Maret 2017

Tips Sukses Ulangan Semester

8 Dinosaurus Mengerikan Yang Hidup Dijaman Prasejarah

Dinosaurus adalah hewan purba yang hidup dijaman pra - sejarah dimana kehidupan sangat keras dan manusia pun tak bisa hidup pada jaman itu.

Pada masa itu hewan - hewan raksasalah yang menguasai daratan di muka bumi. Diantara semua dinosaurus yang kamu tahu dan pernah baca, ini dia 8 Dinosaurus paling mengerikan yang pernah hidup di bumi beribu - ribu tahun yang lalu, kamu pun pastinya bersyukur hewan - hewan tersebut sudah punah hehehe . . .

3-dinosauriaonlinecom-472ad2d8070972484b8de0c774160e3f.gif

Hiu-Aligator raksasa yang mampu memakan monster laut.

Di periode inilah ditemukan Tylosaurus, tipe kadal air pra-sejarah yang mengerikan. Kamu gak perlu susah payah membayangkannya, karena sudah ada gambar yang jelas.

Tylosaurus memiliki tengkorak yang panjangnya 1,75 meter dengan rahang penuh gigi tajam berbentuk kerucut, yang dengan mudah merobek tubuh mangsanya.

4-carnivoraforumcom-77d06f80b89099d58505098cd1c5f4d4.jpg

Babi yang menyeramkan. Karena babi-babi nakal di Angry Birds belum tercipta...Pernah denger Daeodon? Daeodon adalah babi purba yang segede badak. *WHAT* Ketika babi modern dipenuhi bulu dan unyu-unyu, makhluk purba ini mirip seperti setengah anjing dan kerbau. Arti Daeodon sendiri adalah "gigi-gigi mengerikan yang bisa menghancurkan," maksudnya adalah bahwa mereka akan memasukkan apapun yang muat ke dalam rahangnya untuk dimakan.

5-dinosaursaboutcom-59b7e0d705cfa3da7e855f4af3962a4e.jpg

Monster laut yang memangsa monster laut lain yang makanan sehari-harinya adalah monster laut.Liopleurodon adalah Pliosauria terbesar kedua setelah Predator X. Panjang tubuhnya diperkirakan mencapai 20,5 meter. Bobot maksimalnya dapat mencapai sekitar 35 ton. Liopleurodon memiliki tengkorak sepanjang tiga meter dengan 150 gigi tajam yang masing-masing panjangnya bisa mencapai 30 sentimeter. Gigitan Liopleurodon juga diperkirakan setidaknya 2 atau 3 kali lipat kekuatan gigitanTyrannosaurus rex.

6-dinopediawikiacom-5fb794e041db95e5ca6f6c2f4f369e4d.jpg

Sejenis T-Rex namun anti-mainstream dan lebih ngeri, Giganotosaurus.Giganotosaurus adalah Theropoda terbesar yang pernah hidup, kedua setelah Spinosaurus. Fosil yang ditemukan sejauh ini menunjukkan panjangnya sekitar 13,2 meter. Para paleontolog belum sepakat mengenai ukuran Giganotosaurus sebab fosil tersebut berasal dari binatang yang belum tumbuh maksimal. Beberapa ahli menduga dinosaurus ini dapat mencapai 14,5 meter, tinggi hingga lebih dari lima meter dan beratnya bisa mencapai 8 atau 9 ton. Itu dua meter lebih panjang daripada T-Rex dan dua ton lebih berat. Ukuran mereka benar-benar besar—bahkan untuk jenisnya. Giganotosaurus hidup 100 juta tahun yang lalu, dengan panjang hampir 15 meter membuat T-Rex asli terlihat bukan apa-apa. Dulu, Giganotosaurus hidup di daratan Amerika Selatan, dan (untungnya) sudah punah.

Ikan raksasa yang memiliki taring dan tubuh sepanjang 10 meterPerkenalkan Dunkleosteus, 'seekor' ikan pembunuh yang memiliki panjang 10 meter dan dilengkapi dengan deretan taring besar menutupi seluruh wajahnya. Dunkleosteus adalah salah satu ikan predator terbesar di Bumi. Mereka dapat tumbuh sekitar 10 meter panjangnya dan berbobot 4-6 ton, lebih besar daripada hiu putih raksasa dari Afrika Selatan dan Australia yang kini diakui sebagai ikan pemangsa terbesar.

Predator darat terbesar di dunia yang pernah ada.Spinosaurus, yang bisa tumbuh mencapai 20 meter. Rahangnya yang mirip buaya saja bisa mencapai panjang dua meter. Mereka adalah pemakan daging yang sangat kuat. Ia menggigit mangsanya dengan rahang yang besar dan mirip buaya dan deretan gigi yang setajam jarum. Ia dapat memperloleh makanannya dengan menyerang dinosaurus pemakan tumbuhan, memakan bangkai atau bahkan memakan jenisnya sendiri.

2-jonnadonblogspotcom-bb356b9bd9306e66509f37105d9b6184.jpg

Tyrannosaurus (T-rex) yang menjelma menjadi anjing raksasa. Tyrannosaurus aja udah serem, apalagi kalau fusion sama anjing raksasa?

Ini cuma bohongan, 'kan?

Gak lah. Makhluk ini benar-benar ada, anjing seukuran badak dan memiliki tengkorak selebar satu meter, namanya Gorgonopsid. Gorgonopsid masuk ke dalam genus Inostrancevia, yang memiliki taring dengan panjang empat inci

1-astronomy-to-zoologytumblrcom-32b1c1be7680f9b15e265abb5383e756.png

Monster burung karnivora dengan rentangan sayap 12 meter.
Bisa bayangkan burung karnivora raksasa dengan rentangan sayap 12 meter hidup di zaman sekarang? Keluarga dinosaurus Azhdarchiae salah satunya. Mereka akan mengintaimu dari udara dan kemudian menukik ke bawah lalu tiba-tiba ia sudah ada di sebelahmu. Sebelum kamu sempat melihat apa yang ada di dekatmu, kamu sudah mati dilahap.

sumber: https://science.idntimes.com/discovery/tita/8-monster-pra-sejarah-yang-bikin-kamu-bersyukur-hidup-di-zaman-sekarang/full

Brain Teaser

Temukan 6 kata dalam bahasa Inggris yang tersembunyi di gambar ini.

Kamis, 02 Maret 2017

Sarapan Apa Kamu Pagi Ini?

Hmm... bangun pagi siap - siap untuk sekolah jangan lupa sarapan dulu ya, supaya kamu kuat dan siap untuk menghadapi pelajaran dan kegiatan di sekolah.

Sarapan itu penting sekali loh, nah sarapan apa kamu pagi ini?
Biasanya anak - anak Indonesia sarapannya sangat bervariasai, mulai dari roti,kue - kue, susu, nasi kuning, nasi goreng, bubur ayam bahkan ada yang makan soto hehehe . . .

Nah, bagaimana dengan menu sarapan teman - teman kita di negara lain? Mengutip dari artikel di New Yor Times online yuk kita intip apa saja sih menu sarapan teman - teman di luar sana?

<p>If Koki and his older brother had a choice, they would prefer an American-style breakfast. Occasionally, their mother, Fumi, lets them eat cold cereal and doughnuts, but she wants her children to grow up knowing what it means to eat Japanese. Here, Koki eats green peppers stir-fried with tiny dried fish, soy sauce and sesame seeds; raw egg mixed with soy sauce and poured over hot rice; <em>kinpira</em>, a dish of lotus and burdock roots and carrots sautéed with sesame-seed oil, soy sauce and a sweet rice wine called <em>mirin</em>; miso soup; grapes; sliced Asian pear; and milk.</p>

Koki Hayashi, 4 tahun, Tokyo
Menu sarapannya adalah telur setengah matang dicampur dengan kecap dan dituang diatas nasi, oseng oseng cabe hijau dicampur ikan teri, miso soup, salad dari potongan wortel dan akar burdock, buah - buahan serta susu.

<p>Whenever Nathanaël stays at his father’s house, his weekday breakfast is the same. It consists of a single kiwi; tartine, an open-faced baguette with butter and blackberry jam made by his grandparents; cold cereal with milk; and freshly squeezed orange juice. (He would prefer crepes and hot chocolate, which many French children gulp down from bowls and into which they dunk their morning tartine. But Nathanaël’s father, Cédric, is health-conscious.) On weekends, Nathanaël eats croissants for breakfast and also makes his own desserts, a passion inherited from his grandfather, a <em>pâtissier</em>.</p>

Nathanaël Witschi Picard, 6 tahun, Paris
Menu sarapannya adalah buah kiwi, roti lapis mentega dan selai blackberry, sereal dingin dan susu serta jus jeruk segar.

<p>Emily lives with her grandmother Ethel on the outskirts of Lilongwe, Malawi’s capital. Because Ethel works in another family’s home — doing cleaning, cooking and child care — her extended family of nine rises before 6 a.m. to eat breakfast together before they disperse to work and school. Here, Emily is eating cornmeal porridge called phala with soy and groundnut flour; deep-fried fritters made of cornmeal, onions, garlic and chiles, along with boiled sweet potato and pumpkin; and a dark red juice made from dried hibiscus flowers and sugar. (She is fortunate; half of the children in Malawi are chronically malnourished.) When she can, Emily likes to drink sweet black tea in the mornings, a common beverage for Malawian children.</p>

Emily Kathumba, 7 years old, Chitedze, Republik Malawi
Menu sarapannya adalah bubur jagung yang disebut phala dengan tepung kedelai, potongan buah sayuran serta daging yang dilapisi tepung jagung dan telur kemudian digoreng dan jus kental yang terbuat dari perasan bunga hisbicus

<p>Birta’s oatmeal porridge is called <em>hafragrautur</em>, a staple breakfast in Iceland. The oatmeal is cooked in water or milk and often served with brown sugar, maple syrup, butter, fruit or <em>surmjolk</em> (sour milk). Birta also takes a swig of <em>lysi</em>, or cod-liver oil. For part of the year, when the sun barely clears Iceland’s horizon, sunlight is a poor source of vitamin D — but the vitamin is plentiful in fish oils. (The word<em> lysi</em> is related to the Icelandic verb <em>lysa</em>, meaning ‘‘illuminate.’’) Birta’s mother, Svana Helgadottir, started giving her four children <em>lysi</em> when each was about 6 months, and now all of them gulp it down without complaint. Many day-care centers and preschools in Iceland dispense cod-liver oil as a regular part of the morning routine.</p>

Birta Gudrun Brynjarsdottir, 3 ½ tahun, Reykjavik, Islandia
Menu sarapannya bubur oatmeal yang dimasak dengan susu disajikan dengan gula merah, mentega dan sirup mapel disebut hafragrautur, minumannya minyak hati ikan cod.

<p>For Viv, breakfast is a glass of milk with bread, unsalted butter and — most important — sweet sprinkles, which come in multiple flavors (chocolate, vanilla, fruit) and sizes (small, large, shavings). A government-run website promoting tourism boasts that every day the Dutch eat at least 750,000 slices of bread topped with the chocolate sprinkles called <em>hagelslag</em> (‘‘hailstorm’’), making it the country’s most popular bread topping. For a nation of nearly 17 million people, that’s close to 300 million slices a year of <em>hagelslag</em>-covered bread. In June, a successful Dutch Kickstarter campaign raised more than $11,000 to create bacon <em>hagelslag</em>. Viv is partial to the multihued sprinkles called <em>vruchtenhagel</em> (‘‘fruit hail’’), while her twin sister, Rosie, reaches for <em>chocoladevlokken</em>.</p>

Viv Bourdrez, 5 tahun, Amsterdam
Menu sarapannya segelas besar susu, roti diolesi mentega tawar dan ditaburi bermacam - macam atasan kesukaan seperti coklat, vanila atau buah - buahan.

<p>Aricia’s pink sippy cup is full of chocolate milk, but her brother Hakim’s cup contains coffee (<em>café com leite</em>). For many Brazilian parents, coffee for kids is a cultural tradition; the taste evokes their own earliest memories. Many also believe that coffee provides vitamins and antioxidants and that a small milky serving in the morning helps their children concentrate in school. Hakim ‘‘gets more agitated after he drinks it,’’ his father, Reginaldo Aguiar Gomes, admits. ‘‘I can feel his mood change.’’ But their pediatrician told them that coffee is fine in moderation. Brother and sister are eating ham and cheese as well as <em>pão com</em> <em>manteiga</em>, bread with butter.</p>

Aricia Domenica Ferreira, 4 tahun, and

Hakim Jorge Ferreira Gomes, 2 tahun, São Paulo, Brazil

Menu sarapannya adalah susu coklat dan kopi ( anak - anak di Brazil terbiasa meminum kopi), ham dan keju serta roti lapis mentega

<p>The elaborate Saturday morning spread in front of Doga includes honey and clotted cream, called <em>kaymak</em>, on toasted bread; green and black olives; fried eggs with a spicy sausage called <em>sucuk</em>; butter; hard-boiled eggs; thick grape syrup (<em>pekmez</em>) with tahini on top; an assortment of sheep-, goat- and cow-milk cheeses; quince and blackberry jams; pastries and bread; tomatoes, cucumbers, white radishes and other fresh vegetables; <em>kahvaltilik</em> <em>biber salcasi</em>, a paste made of grilled red peppers; hazelnut-flavored halvah, the dense dessert; milk and orange juice. While certainly more elaborate than weekday fare, this Gursoy family meal is in keeping with the hodgepodge that is a typical Turkish breakfast.</p>

Doga Gunce Gursoy, 8 tahun, Istanbul
Menu sarapannya adalah madu dilapisi krim yang disebut kaymak, roti bakar dan mentega, telur rebus, keju dari campuran susu sapi dan kambing, sosis pedas yang disebut sucuk, sayuran segar, selai blackberry dan jus jeruk.

sumber: https://www.nytimes.com/interactive/2014/10/08/magazine/eaters-all-over.html